Sudah 13 tahun aku hidup bermanja-manja & penuh dengan kasih sayang dari orangtuaku, hampir setiap waktu aku selalu bersamanya. Sembilan bulan ibuku mengandung dan tepatnya tanggal 6 Oktober 2009, pukul 13.30 WIB ibuku terasa ingin melahirkan, aku pun bergegas menelpon ayahku yang sedang bekerja dikantor, sambil gugup aku teriak “ ayah....ayah....itu ibuu....!!!!”, “ibu kenapa?!” jawab ayah,” ibu mau melahirkan , “ ayah cepat pulang ya..!!” seru aku.
Setibanya ayah dirumah , ibu langsung dibawa kerumah bersalin, tidak lama kemudian tangisan adikku terdengar, ibu melahirkan seorang bayi laki-laki yang sekarang diberi nama Annas, aku pun sangat senang dengan kelahirannya dan kegembiraan itu menyelimuti keluargaku. Tetapi seiring waktu berjalan ,suara tangisan adikku membuat aku berubah menjadi benci, ditambah lagi dengan celotehan ibuku yang tak henti-henti menyuruhku untuk gantiin popoklah...bikin susulah..inilah...itulah... huh... waktu belajar ku jadi terganggu. Nilai ulanganku jadi berantakan. Ibuku seakan lebih mementingkan Annas daripada aku. Makanya aku memutuskan untuk sementara tinggal ditempat tante ku,kebetulan tante belum punya anak jadi aku berani untuk tinggal sementara supaya pulih konsentrasi belajarku.
Tetapi baru 3 hari aku menginap dirumah tante ku, aku merasa tidak nyaman, sepi dan terasa asing. Hari itu juga aku putuskan untuk pulang kerumah dan akupun menyadari bahwa adikku ini sangat lucu dan berarti buat ku, dari pipinyayang montok, wajahnya yang imut dan menggemaskan membuat aku menjadi sadar bahwa suara tangisan itu adalah panggilan sayang dari seorang adik kepada kakaknya.
Semakin hari ku makin menyayanginya, ingin sekali ku berada disampingnya. Setiap ku mau beraktifitas ingin skali pulang cepat kerumah, menanti adikku yang mungil dan menggemaskan. Suara adikku yang riang membuat hidupku terus tertawa dibuatnya. Ditiap waktu luangku, slalu menyempatkan diri untuk menggendong dia dan mengajak dia bermain bahkan sampai dia tertidur,
Betapa gembiranya aku melihat adikku hadir dalam keluargaku. Dirinya slalu mengiasi dengan tawa dan tangisnya. Suara-suara itu slalu ada dirumahku ditiap detiknya. Aku dan orangtuaku akan selalu menjaga dan menyayanginya hingga ia dewasa nanti.
No comments:
Post a Comment